9.27.2018

About children...

Oke setelah sekian lama hiatus.. mari mengeluarkan isi kepala yang selama ini menumpuk di dada dan akhirnya berlalu begitu saja..Banyak yang ingin dikerjakan, planning ini itu, tapi mari kita keluarkan renungan yang satu ini dulu.

Perenungan yang sesungguhnya menuju ke arah rasa bersalah..
Ya, jadi sekarang bontot alias anak udah 2 ni..Yang sulung perempuan, 2 tahun dan  'yang kedua', laki-laki, 4 bulan. Kenapa 'yang kedua' bukan yang bungsu? Hmmm...karena pengennya ni ada yang ketiga ;-) Dari sebelum menikah, bayangannya pengen punya anak 3, gak terlalu sepi dan gak terlalu rame juga..just perfect, biar ada penengahnya..bahkan dulu udah nentuin urutan, anak pertama cowo, kedua cewe, ketiga cewe..Nah, itu tadi maunya aku...maunya DIA beda lagi..dikasihlah anak pertama cewe, kedua cowo, yang seterusnya belum tau..Dulu abis nikah gak ada nunda2 punya anak, pengennya sih gak terlalu cepet dan gak terlalu lama, tapi lagi2 DIA berkata lain..3 tahun kami harus menunggu, periksa ke beberapa dokter dan berusaha kesana sini.

Sudah hampir 6 tahun perjalanan pernikahan...Tiga tahun diberi kesempatan menikmati hidup berdua, dengan segala kebebasan dan waktu luang yang sangat cukup untuk melakukan ini itu. Masih teringat jelas..dulu pernah berdoa ' Ya Tuhan...aku ingin disibukkan oleh mengurus anak, tidurku ingin terganggu karena ada bayi'. Dan sekarang semua doa itu terjawab. DIA SUNGGUH BAIK.

Saat diberi anugerah kehamilan kedua, waktu anak pertama belum genap setahun, padahal 'menunggu' kehadiran anak pertama begitu lama, terkejut pasti, senang tapi tak dapat dipungkiri rasa cemas tetap mengikuti...akankah mampu membagi kasih? akankah sayang tetap sama pada yang pertama?

Detik berlalu, menit terus berjalan..si sulung tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria walau sesekali keluar rasa manjanya minta perhatian yang sudah dibagi kepada si adik. Sekilas semua kelihatan baik dan sempurna. Namun, aku sadar aku tidak maksimal mengiringi pertumbuhannya. Disaat dia butuh teman bermain, aku disibukkan mengurus si adik. Saat si adik sudah terlelap, aku pun ikut tertidur..Saat ada waktu, aku malah asik dengan HP, dunia sosmed, yang sungguh faedahnya hampir tidak ada. Sibuk melihat keadaan orang lain, membaca hal-hal yang sepele dan menghabiskan waktu. Padahal si sulung masih menunggu, berharap aku benar2 hadir bermain bersama, menghabiskan momen dengannya. Bukan menyuruhnya bermain sendiri dan aku sibuk menonton. Bukan memberinya menonton youtube dan aku melakukan hal lain yang kurang bermanfaat.  Ahhh...putri kecilku, maafkan aku..belum bisa memberi yang terbaik. Aku sering lupa bahwa waktu terus berjalan dan engkau akan terus bertumbuh menjadi besar, saat kau lebih senang sendiri, saat bersama teman-temanmu lebih menyenangkan. Maafkan aku, yang belum bisa memberikan yang terbaik di 2 tahun umurmu..'Golden age' mu yang tidak ku maksimalkan..Maafkan sayang...

Mengutip kata-kata cici leony dalam postingannya http://leonyleony.blogspot.com/2018/09/soal-punya-anak.html. (selama ini jadi silent reader:d). Mempunyai anak..tidak hanya perlu mempersiapkan segi finansial tapi juga mental dan spiritual. Mempunyai anak tidak hanya 'merenggut' uang tapi yang paling utama adalah waktu dan kebebasan. I'm agree with that..

Saat ego kita muncul, mulai menimbang2 kebebasan pasangan yang lebih lowong. Saat kita ingin melakukan banyak hal tapi merasa waktu 24 jam kurang. Saat begitu banyak planning, tapi istirahat menjadi pilihan karena sadar betul 'mama gak boleh sakit'. Saat terkadang waktu libur bukan hal yang ditunggu karena libur bukanlah libur lagi sekarang ini. Saat dalam tidur pun mama bermimpi mau masak apa besok. Dan saat mata ini berat sekali, mama harus melihat stok ASI buat si adik dan mulai memompa. Ahhh..untuk saat-saat ini, terima kasih Tuhan. Aku sadar, Engkau tahu yang terbaik...Engkau sudah menitipkan dua orang anak bagi keluarga kami. Biar Engkau juga yang beri kemampuan untuk mendidik mereka, mendampingi tumbuh kembang mereka, sehingga saat mereka beranjak dewasa nanti, mereka bisa menjadi anak yang baik, bisa bermanfaat bagi sesama, dan menjadi anak terangMU.

"Kids give us a chance of being better than we used to be." (Deadpool 2)


2.13.2018

Renungan Awal Tahun, 140218

Wuihhh...udah luamaaa banget gak absen disini yah...

Hmmm..., kayaknya baru kemaren dapet kalender 2018, eh sekarang udah Februari aja. 
Puji Tuhan, banyak banget berkat yang didapat sepanjang tahun 2017. Salah duanya bisa ngerayain ultah putri kecil kami yang pertama, Jovanka Damara Siadari, trus trus dapet kejutan 2 garis:-) Iya Vanka mau punya adik..Sungguh sedikit kaget dan tidak menyangka secepat ini. Tapi, aku percaya Tuhan punya rencana yang terbaik, termasuk dulu agak perlu waktu dan usaha ekstra buat dapetin Vanka. Disadari atau tidak proses itu membuat kami (aku dan suami) lebih berserah, sabar, dan tentunya tidak putus asa. 
Tahun ini berempat yahh..


Hidup ini sungguh singkat, kita tidak tahu apa yang akan terjadi 1 detik ke depan.  Kita bisa berencana, tapi Tuhan lah yang memegang otoritas tertinggi atas kehidupan kita. (Kalau ngomongnya udah gini, bayangannya udah macem2 deh, apalagi sejak punya anak tuh, makin khawatir aja, kalo kayak gini gimana, kalo gitu gimana..., tapi selalu coba ingatkan diri bahwa udah sejauh ini Tuhan selalu sertai dan Dia pasti pimpin untuk ke depannya). 

Setiap awal tahun selalu punya harapan yang baik-baik. Yang pastinya jadi pribadi yang lebih baik. Namun seringkali mandeg, gak ada perubahan apa-apa, tetap jadi orang yang sama. Padahal di sekeliling banyak pelajaran yang bisa diambil, tapi ya itu 'rasa nyaman' teap mendominasi. Intinya sih mau bilang, kita gak tau apa dan sampai kapan Tuhan kasih kesempatan buat bernafas dan hidup seperti sekarang ini so pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya selagi bisa, mumpung masih diberi kesempatan. 


Diberi tenaga untuk bekerja dengan baik, pakailah...
Dikasih waktu untuk bermain dengan anak, pergunakanlah...
Ada materi untuk bantu orang yang berkekurangan, berilah...
Punya ide/saran yang berguna untuk kebaikan orang, utarakanlah..
.
.
.
Masih diberi penglihatan yang baik, bacalah hal-hal yang baik dan berguna.
Diberi kemampuan untuk berbicara, keluarkanlah kata-kata bijak yang menghibur.
Ada tangan dan kaki yang masih sehat, pergunakanlah itu untuk hal-hal yang berguna.

Karena kita tidak tahu sampai kapan raga ini diberi kesehatan.
Yang bisa kita lakukan adalah tetap menjaga anugerah kesehatan yang Tuhan beri dan 
menggunakannya untuk hal-hal yang berguna pula.
.
.
.

Oya, Happy Valentine ya pak Suami..
Tetap jaga kesehatan dan pergunakan waktu yang Tuhan beri dengan lebih bijak.
Tuhan memberkati keluarga kecil kita.
 
BIS (Bukit Indah Simarjarunjung, 1217)

 
Dan biarlah firman Tuhan ini  (1 Kor 13) tetap ada di setiap langkah kita...

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia berskacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. "



Happy Valentine semuahhh... Selamat menyebarkan kasih..