6.15.2014

Meet The Doctor (MTD) part 1

Jadi , Sabtu kemaren, tepatnya 7 Juni 2014, setelah melalui rencana matang, yang tiba-tiba hampir batal, gara-gara sumami kecapekan, aku dan sumami  pun akhirnya mengunjungi Dokter Binarwan Halim, Sp.OG.

Rencananya jam 2 an gitu udah nyampe tempat praktek si dokter di Jalan Pemuda, namun karena Sabtu kemaren itu, kegiatan cukup padat dan jadwal terapi Bapak yang ngaret, maka sampailah kami disana jam setengah 4 an. Untungnya Yolanda, temen kuliah dulu, juga mau periksa, memang janjian Sabtu mau kesana. Akhirnya diambilin nomor, dapet nomor 34. Oh ya, sebelumnya, aku udah telepon prakteknya sih, bilang mau periksa, ternyata disuruh dateng langsung, katanya praktek mulai jam 4 sore, tapi ambil kartu udah bisa dari jam setengah 3 sore. Itu Yola, sampe sana jam 3 an katanya, udah dapet nomor segitu.

Sampe sana, pas banget nomor 34 dipanggil, trus disuruh isi-isi daftar gitu, isinya tentang identitas pribadi suami istri, sama riwayat panyakit. Jadi, ternyata sistem disana itu, kita ambil kartu, trus nanti petugas pendaftar bakal manggil nomor yang tertera di kartu, baru kita ditanyain mau periksa apa. Aku kemaren sempet bingung pas ditanya mau periksa apa, akhirnya aku jawab aja mau program, baru pertama kali dateng.

Gak berapa lama, setelah ngisi daftar yang tadi dikasih, namaku pun dipanggil. Trus disuruh ngikutin si perawat, masuk ke ruangan, dipersilakan duduk. Ternyata ini sesi kolsuiltasi sama si perawat, ditanyain macem2, umur berapa, udah nikah berapa lama, ngerokok apa gak, minum alkohol apa gak, apakah pernah operasi, haid teratur apa gak, siklusnya gimana, sakit ato gak pas datang haid, jadwal berhubungan, sakit gak pas berhubungan. Kira-kira gitulah pertanyaan2nya. Abis itu dijelasin, pemeriksaan apa aja yang harus dilakukan, tujuannya apa, trus jadwal dan tata caranya gimana. Abis itu kita disuruh balik ke ruang tunggu lagi.

Jadi hari itu, aku bakal ngejalani 3 pemeriksaan/tes, papsmear, untuk ngeliat saluran rahim ada masalah apa gak, misalnya miob ato kista, yang bisa menghambat jalannya sperma ke sel telur. Trus USG, tujuannya untuk ngeliat bentuk rahim gimana, dan juga ngeliat apakah rahimku ada masalah.
Satu tes lagi aku lupa nama yang dibilang susternya, cuma pas ngejalani tesnya kayaknya cuma papsmear sama USG aja deh.

Setelah menunggu berjam-jam, namaku dipanggil sekitar jam setengah delapan. Trus disuruh masuk ke ruang pemeriksaan, sebelumnya ditanya udah pipis belom, trus sama susternya disuruh buka celana, aku kan bingung, disitu ada 3 orang suster yang lagi beres2, aku mau buka celana dimana, akhirnya karena susternya udah bilang kedua kali untuk buka celana, aku cepat2 aja buka, sebelum kena repet, hampir aja aku mau tanya, underwearnya dibuka juga gak sus, untungnya niat itu kuurungkan, hehe... Aku pun disuruh duduk di kursi khusus, disuruh ng*ngk*ng, abis itu sama susternya dimasukin alat, aku sama sumami disuruh liat monitor, trus dia jelasin apa yang terjadi. Ternyata yang baru dikerjain si suster namanya papsmear, selama dites itu, aku boleh nanya2, susternya ngejawab sesuai kapasitasnya. Setelah itu, beberapa menit nunggu, dokter masuk, trus dia USG, nah kalo di dokter sebelumnya itu USG nya dari perut aja, kali ini aku di USG dari bawah, rada sakit sih, tapi masih bisa ditahan, trus si dokter bilang hasil tes USG nya ke suster supaya ditulis. Dokternya pun bilang, kalo hari itu gak usah konsultasi dulu sama dia, disuruh ngejalani semua tes dulu. Kalo udah semua, hasilnya baru dibawa pas konsultasi. Akhirnya, tes hari itu selesai, kami disuruh ngikuti si suster ke ruang apotik. Disitu nunggu bentar, trus dipanggil , dijelasin sama susternya tentang tes2 lanjutan yang harus dilakukan, dikasih surat rujukan, sama obat yang harus diminum sebelum tes. Tagihan hari ini, Rp 500.000,-. Kita keluar dari praktek si dokter sekitar jam 8 lewat, abis itu dinner deh. Tinggal nunggu tes2 selanjutnya, semoga hasilnya baik2 saja. God bless us.

Oh ya, ini sedikit penjelasan beberapa pemeriksaan/tes yang aku dan sumami harus jalani nanti :

1. Pemeriksaan Darah
       Pada hari haid ke-2 atau ke-3 menjalani pemeriksaan di laboratorium. Kalo di surat pengantarnya sih, masuk ke kelompok 'Reproduksi-Gestasi', yang diperiksa adalah LH, FSH, dan Prolactin. NB: sebelum menjalani pemeriksaan darah, pasien dianjurkan untuk menjalani puasa tidak makan selama 8 jam terhitung dari pukul 23.00 s/d 07.00 dan hanya boleh minum air putih saja. Tidak boleh minuman manis dan makan permen.

2. Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingografi)
      HSG adalah pemeriksaan sinar X dengan memasukkan cairan khusus/zat kontras untuk memperoleh foto sistem organ reproduksi. Fungsinya untuk mengetahui bentuk rongga rahim, patologinya seperti apakah ada polip, perlengketan atau kelainan dan saluran telur, apakah ada sumbatan atau tidak sehingga dapat melengkapi pemeriksaan infertilitas lainnya.Pemeriksaan biasanya dilakukan pada hari ke -10 haid (terhitung dari haid pertama hari terakhir).

3. Pemeriksaan UPS (Uji Pasca Senggama)
        UPS adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengambil lendir rahim istri setelah melakukan hubungan sex/senggama. Fungsinya untuk mengetahui kemampuan hidup dan gerak sperma di dalam cairan vagina, mencapain dan menembus lendir rahim istri. Pemeriksaan ini dilakukan pada hari haid ke-13. Sebelum pemeriksaan UPS, pasien dianjurkan untuk bersenggama 10-12 jam terlebih dahulu dan istri dianjurkan untuk tidur sekitar 1/2 jam setelah senggama, setelah itu istri dilarang membilas vagina di dalam sebab akan mematikan sperma yang ada di dalam.

4. Pemeriksaan Sperma (Sperm Analysis/SA)
        Sebelum menjalani pemeriksaan, pasien dianjurkan untuk puasa minimal 3 hari dan maksimal 5 hari tidak mengeluarkan sperma baik secara marturbasi maupun senggama.
   

6.08.2014

Kisah stroke Bapak

Alowww...Apa kabar dunia?? * tetep asyik
Ketauan angkatan tua;)


Hmmm..,mau cerita tentang Bapak yang hampir lima bulan ini mengalami sakit.Tapi, Puji Tuhan banget sekarang udah pulih walaupun blm 100 persen.
Jadi, Februari kemaren, sehari setelah Valentine, Bapak terserang stroke ringan. Diawali pada tanggal 15 pagi Bapak agak pusing saat bangun. Bapak memang punya hipertensi, jadi tensinya memang kerap tinggi. Kebetulan hari itu ada pesta yang harus dihadiri. Akhirnya karena merasa tidak sanggup berjalan, Bapak menyuruh Mama untuk berangkat ke pesta sendiri. Namun, saat Mama bersiap2, Bapak pun menyuruh Mama membatalkan keberangkatan ke pesta karena Bapak merasa sakitnya semakin parah. Dari pagi sampai siang, Bapak hanya di tempat tidur, tidak kuat untuk berdiri, makan pun kurang selera. Mama pun pergi ke dokter untuk meminta obat. Setelah minum obat belum ada perubahan, Bapak masih lemas dan tetap di tempat tidur. Kemudian sore harinya, pada saat akan minum air putih,Bapak tidak bisa menelannya, disitulah puncak dari penyakit Bapak. Kami pun memutuskan membawa Bapak ke rumah sakit. Karena hari sudah malam dan kondisi Bapak sangat lemah, Bapak dibawa ke rumah sakit yang ada di Binjai. Satu malam di RS Karya Mama Binjai, kondisi Bapak tidak ada perubahan, dokter mengatakan bahwa Bapak terserang stoke ringan dan keesokan harinya harus di scan terlebih dahulu ke Medan untuk mengetahui hasil yang lebih detail. Setelah kami mempertimbangkan, daripada mesti bolak balik Binjai-Medan-Binjai untuk scan, akhirnya Bapak dipindahkan ke RS Elisabeth Medan. Di Elisabeth langsung malam itu juga bapak di scan, dan pengobatannya sangat intensive, bapak harus masuk ke ruang khusus stroke yaitu Henricus, dimana keluarga tidak boleh masuk. Bapak 5 hari di ruang itu, dimana keluarga hanya boleh mengunjungi pada jam-jam tertentu, yaitu jam 11.00 sampai 12.00 WIB dan jam 17.00 sampai jam 18.00 WIB. Selama 5 hari itu kondisi Bapak tidak terlalu banyak berubah, malah ada di saat-saat tertentu kondisinya sangat parah, Bapak seperti tidak mengenal kami, keluarganya, dia malah mengingat cerita-cerita yang lalu, singkatnya Bapak seperti orang linglung, setelah konsultasi ke dokter Kolman Saragih yang menangani Bapak, dan mendengar cerita orang-orang, bahwa keadaan seperti itu memang proses, karena obat saraf yang diberikan. Akhirnya sekitar 9 hari bapak dirawat di ruang ICU Henricus, Bapak diperbolehkan pindah ke ruangan biasa. Sekitar 3 minggu secara keseluruhan bapak pun diperbolehkan pulang. Mengingat kondisi bapak yang belum normal betul, dan masih harus rutin terapi dan kontrol, Bapak dan Mama pun tinggal di rumah kakak yang ada di Medan. Berangsur-angsur keadaan bapak pun semakin pulih, jalan sudah tidak memerlukan tongkat lagi, hanya saja makanan harus dijaga betul, tidak boleh makan minyak, santan, daging, garam, dan ada lagi pantangan lainnya. Yang jelas tidak boleh merokok dan banyak pikiran. Puji Tuhan, tanggal 3 Mei 2014 Bapak dan Mama pulang ke rumah yang di Stabat. Sungguh bersukacita karena keadaan Bapak sudah hampir 100 persen pulih. 
Sungguh merasakan mujizat Tuhan dalam kehidupan keluarga kami. Bapak bisa sembuh dan sekarang dapat melakukan aktivitas, meski tetap harus dijaga kondisinya. Semoga hari-hari ke depan Bapak semakin bersemangat menjalani hidupnya, lebih baik dalam menjalani kesempatan hidup yang Tuhan beri. 

Melihat senyum Bapak dan Mama sungguh berkat yang luar biasa dalam kehidupanku. 
Thank you dear Lord :))

Keadaan Bapak di ruang Henricus, pake selang, oksigen, dan keteter :-(
Bapak waktu terapi

Mama yang selalu setia menemani ;-)

Semangat Bapak :D

Keadaan Bapak sekarang :))