7.28.2015

#latepost : Pulang Kampung + Salib Kasih

       Perjalanan perdana di tahun 2015 adalah Stabat---Siborong-borong. Jadi ceritanya, 5 Januari 2015, pariban (anak laki-laki saudara perempuan bapak) ada yang menikah. Berhubung bapak adalah pihak tulang dan ini terakhir kali namboru mestain anak, bapak dan mama memutuskan untuk berangkat. Kami pun pergi, mengingat suwami belum pernah berkunjung ke kampung halamanku, sekalian jalan-jalan. Walaupun sempat was-was juga sama stamina suwami karena harus nyetir sendiri selama 10 jam an..*pukpuk sayang
         Berangkat tanggal 4 Januari pagi, sekitar jam 10, kami berempat pun berangkat plus 1 orang ponakan. Pemberhentian pertama dilakukan saat jam makan siang berakhir, di Siantar City jam 2 an. Perberhentian kedua, di Panatapan Parapat.

Minum2 sambil manatap Danau Toba...
          
           Nyampe Siborong-borong sekitar jam 7 malam, antri di pom bensin sekitar 1 jam, lanjut makan malam dulu di Mie Goreng khas Siborong-borong. Selesai makan langsung ke Bahalbatu, tepatnya Lumban Silintong, sampe jam 9 an...Udaranya dingin banget..brrr.., tapi ngerasa seger, jadinya males pake jaket. Lanjut ngobrol sampe larut malem.

Besoknya bangun pagi-pagi, siap2 ke pesta, mandi, airnya bikin badan kayak mau beku...rghhhhhh
Trio Sihombing's wifes


Tiga generasi :d

Bonyok, sehat2 terus pak mak...
           Pas selesai acara gereja, lanjut acara adat di rumah, makan nasi pake talam (ciri khas pesta di kampung), porsinya gede banget.., can u imagine??!!! nasi 1 talam.
         Nah, berhubung pesta batak itu sangatlah panjang, apalagi di kampung bisa sampai malam, maka dengan pertimbangan matang aku, suwami, dan Valencia, si ponakan, di tengah2 pesta melarikan diri menuju Salib Kasih. Sampe sana udah agak sore, enak jadinya gak terlalu panas. Aku sebelumnya gak pernah kesini, jadi ngerengek sama suwami minta kesini mumpung gak jauh lagi dari Siborong-borong.
          Salib Kasih berada di Dolok Siatas Barita, Kec. Siatas Barita, Tarutung, dibangun pada Oktober 1993 untuk mengenang Dr. I.L. Nommensen. Karenanya pertama kali memasuki gerbang setelah membayar karcis seharga 2.000 rupiah per orang, kita akan disambut oleh monumen ini..
 
            
         Kelihaian supir pun perlu dipertimbangkan, mengingat jalan yang berliku dan menanjak menuju lokasi. Saat menuju monumen kita akan disuguhi oleh jejeran tangga yang menanjak yang cukup tinggi. Ada 2 track yang disediakan, dengan anak tangga dan tanpa anak tangga.  Sepanjang jalan ke atas juga banyak plakat2 ataupun nisan2 yang ditinggalkan orang sebagai kenang-kenangan atas kunjungan mereka.  Ponos pinus yang rindang, membuat perjuangan ke puncak tidak terlalu terasa. Banyak juga spot foto yang sayang jika dilewatkan. Tak lupa disediakan tempat duduk untuk beristirahat setiap beberapa meter.
  
  

            

           Di sepanjang jalan, setiap beberapa meter, ada plang 10 Titah Allah, dari bawah, titah pertama, kemudian, titah kesepuluh saat sampai di puncak.

Akhirnya sampai kesini juga, puncak gak jauh lagi...
Saat sampai di atas kita akan disuguhi Monumen Salib Kasih yang menjulang tinggi.



Dari bagian puncak ini kita bisa melihat hampir seluruh kota Tarutung, dan jika malam tiba, lampu di Salib Kasih ini akan menyala sehingga bisa dilihat dari jauh dari kota Tarutung.

Di bagian puncak ini juga terdapat tempat duduk yang bertingkat,
dengan mimbar di depannya. Menurut cerita, setiap minggu ada perkumpulan yang beribadah di tempat ini. Bisa dibayangkan, perjuangan mereka menuju puncak untuk beribadah, luar biasaa...
 







Selain itu, ada juga kamar2 doa yang disediakan, lengkap dengan Alkitab dan kotak persembahan di dalamnya. Kamar-kamar doa ini merupakan sumbangan dari orang-orang yang ingin membangun, bisa diketahui dengan nama yang tertera di setiap  bagian depan kamar doa.





Puas foto-foto, menikmati pemandangan, sambil beristirahat, kami pun memilih satu kamar untuk berdoa. Selanjutnya kami turun, mengingat hari sudah semakin sore.
        
Ini foto dengan latar belakang kota Tarutung...,



Ini pemandangan di depan gerbangnya...

           Sampai di bawah, menuju parkiran, terdapat banyak kios2 tempat berjualan souvenir. Tak lupa kami mampir membeli kenang2an.









Balik dari Salib Kasih, tak lupa mampir mandi air hangat di Sipoholon. Abis mandi enaknya makan yang anget2 ni, tapi berhubung udah agak malem akhirnya langsung balik deh. 


Sampai di kampung, pas pesta pun selesai, langsung jemput rombongan, en pulang deh kita.

Besokannya, bangun pagi-pagi, mau menikmati udara segar di kampung. Kalau lagi ngomong kita ngeluarin uap kayak asap gitu sangkin dinginnya.


Di ladang belakang rumah opung..


Abis itu, kita langsung siap-siap pulang deh..., sebelumnya jiarah dulu ke kuburan opung..

Opungnya bapak..
Di depan makam Opung Marnala..










Biar, tak lupa silsilah, fotoinlah satu-satu namanya...


Singgah dulu, minum air kelapa di Pabatu..
       Puji Tuhan, perjalanan pulang berjalan lancar, walopun agak susun gembung, karena muatan bertambah. 
          Well, liburan yang menyenangkan, nambah wawasan, refreshing, ketemu keluarga...Ahhh..., semoga ada kesempatan lagi pada waktu yang akan datang. Tuhan memberkati.