12.14.2015
3rd anniversary : Terima kasih
Terima kasih...
Untuk sapaan dan pelukan selamat pagi setiap mengawali hari
Untuk sudi mencicipi hasil coba-coba resep 'layak makan saat panas'
Untuk selalu sabar menungguku yang terlalu 'tepat waktu'
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bodoh yang kerap kuajukan
Untuk sambutan antusias terhadap setiap ajakan jalan-jalan
Terima kasih...
Untuk bahu yang selalu ada saat suka dan duka
Untuk semua usaha mewujudkan yang kita mau
Untuk gombalan-gombalan gagal hasil contekan entah dari mana
Untuk pujian tulus yang sering membuatku tersipu
Untuk banyak niat baik yang kita bicarakan walau belum terealisasi.
Terima kasih...
Sudah mengingatkan untuk tetap 'semangat'
Sudah mengingatkan untuk lebih peduli
Sudah mengingatkan untuk bermurah hati
Sudah mengajarkanku untuk jadi lebih baik
Terima kasih...
Untuk 3 tahun yang penuh warna..
Tak sabar menjalani tahun-tahun berikutnya bersamamu.
Ahhh.., terima kasih Tuhan...
Untuk teman yang tidak hanya sehati tapi juga sejiwa yang Kau anugerahkan.
Happy anniversary dear hubby...
I love u to the moon and back.
12.03.2015
Gratitute
Pengen mendengar lagu-lagu boyband kesayangan dulu 'Westlife'...
Hmmm.., tetiba I feel blue..
Teringet jaman duluu.., masa SMA, galau nentuin kuliah dimana, berkutat dengan berjenis-jenis materi untuk persiapan ujian, UN, SPMB, dan ujian-ujian lainnya.
'Ini (baca : SPMB) akan menentukan masa depan kalian nantinya', kata guru bimbel waktu itu. Kalau masuk jurusan kedokteran, ya nanti bakal jadi dokter, kalau pilih keguruan ya jadi guru. Kedengarannya bener banget, lalu belajarlah mati-matian biar lulus di jurusan Akuntansi. Dulu, pengen gak ketemu sama matematika yang rumit-rumit itu, males jumpa lagi sama rumus-rumus yang waktu itu tau gunanya cuma buat jawab soal ujian, huhhh... Liat orang-orang kok kayaknya keren ya kerja di perusahaan gitu, kerja di bank, atau sejenisnya. Pokoknya, bisa bilang, 'Baru pulang dari KANTOR nih..'. Yupp.., pengennya kerja kantoran, keren aja gitu. Sebenarnya di lubuk hati paling dalam pengen jadi dokter sih, cuma inget kalau kondisi keuangan orang tua yang gak memungkinkan dan latar belakang keluarga yang bukan dari sana, mari lupakan cita-cita itu. Lalu, pengumuman SPMB keluar dan akhirnya lulus di pilihan pertama, Akuntansi UNPAD. Keinginan untuk sekolah di luar Sumatera Utara pun terwujud. Pertama kali menginjakan kaki di Bandung, mata berbinar, melihat bakal gedung kampus, hati membuncah, 4 tahun ke depan akan kuhabiskan hari-hari disini, pikirku waktu itu. Wajah, kebiasaan, gaya bicara yang cukup berbeda dari daerah asal membuatku bersemangat, tertantang menjalani hidup ke depan. Sungguh anugerah Tuhan yang luar biasa. Namunnn..., ternyata DIA punya rencana yang berbeda, ada telepon yang menyatakan aku lulus di salah satu perguruan tinggi kedinasan milik BPS (Badan Pusat Statistik), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik). Keluarga berembuk, dengan pertimbangan setelah tamat dari STIS akan langsung bekerja menjadi PNS tanpa ujian dan sibuk mencari pekerjaan lagi, aku pun dengan berat hati meninggalkan Bandung, perasaan campur aduk waktu itu, sedih terselip bahwa aku harus meninggalkan mimpiku, perjuangan untuk belajar di tempat idaman akhirnya sia-sia. Tapiiii..., aku adalah orang yang sangat percaya kalau semua adalah rencana Tuhan. DIA pasti memberi yang terbaik.
Life goes on, akhirnya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik, penempatan di tempat yang sesuai dengan keinginan. What a life...Thanks a lot GOD. Eh tapi..., kok belum ketemu jodoh yaa..., umur udah semakin matang, kenapa si dia tak kunjung datang. Puji Tuhan, diijinkan untuk bertemu dan mengenal beberapa orang. Setelah melalui pergumulan *ciee bahasanya... dan doa mohon petunjuk, akhirnya pilih satu orang yang benar-benar sehati dan sejiwa, pernikahan pun dilansungkan dengan lancar jaya. Setelah menikah, masih bisa menetap di kota yang sama, tanpa perlu LDR an kayak teman-teman yang lain. 'Hidupmu kok enak banget sihh..', kata salah satu teman. Bersyukur Dia udah atur semuanya, meskipun terbersit pikiran, kok hidup datar-datar aja ya, gak ada tantangannya...(dasar, buanyakkkk maunya!!)
Perjalanan pernikahan menuju 3 tahun, harus diakui, aku sangat menikmatinya, tinggal di rumah berdua, bisa ngurus (baca : ngatur) rumah semau berdua dan karena masih berdua mau kemana-mana juga masih semaunya walaupun masih bergantung sama tanggal merah. Tapi, tak dipungkiri rasa bosan kadang menyelinap, apalagi melihat teman-teman sepanteran hampir semua sudah memiliki momongan. Argghhhh..., aku juga pengen, ngerasain susah tidur karena 'perut gendut', pengen nyium bau 'baby', pengen menyenangkan keluarga karena kedatangan anggota baru, pengen dandani si baby supaya ganteng/cantik apalagi pas ke gereja, dan tentunya pengen bisa membesarkan dan mendidiknya untuk memuji Tuhan ya . Terkadang terpikir, apa kami memang belum pantas dan belum dipercaya untuk dititipkan yaa...apa sekarang sedang dipersiapkan ya, secara keegoisan, kemalasan, mau menang sendiri masih sering muncul. Ya Tuhannn.., aku serahkan semua pergumulan dan kerinduan hati kami hanya kepada-Mu, aku percaya Engkau dengar doa kami dan kami percaya rencana-Mu indah adanya. Aminn..
Mari tetap bersyukur dan menikmati semua anugerah-Nya :d
Life goes on, akhirnya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik, penempatan di tempat yang sesuai dengan keinginan. What a life...Thanks a lot GOD. Eh tapi..., kok belum ketemu jodoh yaa..., umur udah semakin matang, kenapa si dia tak kunjung datang. Puji Tuhan, diijinkan untuk bertemu dan mengenal beberapa orang. Setelah melalui pergumulan *ciee bahasanya... dan doa mohon petunjuk, akhirnya pilih satu orang yang benar-benar sehati dan sejiwa, pernikahan pun dilansungkan dengan lancar jaya. Setelah menikah, masih bisa menetap di kota yang sama, tanpa perlu LDR an kayak teman-teman yang lain. 'Hidupmu kok enak banget sihh..', kata salah satu teman. Bersyukur Dia udah atur semuanya, meskipun terbersit pikiran, kok hidup datar-datar aja ya, gak ada tantangannya...(dasar, buanyakkkk maunya!!)
Perjalanan pernikahan menuju 3 tahun, harus diakui, aku sangat menikmatinya, tinggal di rumah berdua, bisa ngurus (baca : ngatur) rumah semau berdua dan karena masih berdua mau kemana-mana juga masih semaunya walaupun masih bergantung sama tanggal merah. Tapi, tak dipungkiri rasa bosan kadang menyelinap, apalagi melihat teman-teman sepanteran hampir semua sudah memiliki momongan. Argghhhh..., aku juga pengen, ngerasain susah tidur karena 'perut gendut', pengen nyium bau 'baby', pengen menyenangkan keluarga karena kedatangan anggota baru, pengen dandani si baby supaya ganteng/cantik apalagi pas ke gereja, dan tentunya pengen bisa membesarkan dan mendidiknya untuk memuji Tuhan ya . Terkadang terpikir, apa kami memang belum pantas dan belum dipercaya untuk dititipkan yaa...apa sekarang sedang dipersiapkan ya, secara keegoisan, kemalasan, mau menang sendiri masih sering muncul. Ya Tuhannn.., aku serahkan semua pergumulan dan kerinduan hati kami hanya kepada-Mu, aku percaya Engkau dengar doa kami dan kami percaya rencana-Mu indah adanya. Aminn..
Mari tetap bersyukur dan menikmati semua anugerah-Nya :d
11.02.2015
Sehari di Banda Aceh
Perjalanan selama di Sabang bisa di baca disini. Sampai di Pelabuhan Ulee Lheue kami sudah ditunggu mobil rental yang memang sudah kami pesan sehari sebelum, harganya
Rp 450.000,- . Rencananya kami mau keliling-keliling Banda Aceh sebelum
pulang pada malam harinya. Dari pelabuhan kami minta ke tempat sarapan, si abang supir, Rolis namanya. Dia bilang kami mau dibawa ke tempat makanan khas Aceh eh ternyata cuma nasi uduk, hehe..
![]() |
Piring bersih.. |
Sementara makan, bang Rolis udah pesenin tiket bus jam 8 malam. Selesai sarapan kami langsung menuju Museum Tsunami, tempat wajib kunjung kalo ke Banda Aceh ni.
![]() |
Ke Banda Aceh belum sah kalo belum kesini. |
![]() |
Photo by Bang Rolis yang merangkap fotografer. |
![]() |
Lorong masuk pertama.., ada air mengalir di samping kanan kiri, dikondisikan biar kita ngerasain kayak kejadian Tsunami 2004. |
![]() |
Ruangan ini berisi nama-nama korban Tsunami.. |
![]() |
Merinding juga di dalam ruangan ini, sedih kalo nginget kejadian Tsunami itu. |
![]() |
Melihat kondisi Aceh Pasca Tsunami.. |
Museum Tsunami Aceh ini dirancang oleh arsitek yang sekarang merupakan walikota Bandung, Ridwan Kamil. Luasnya mencapai 2.500 m2. Luas banget, terdiri dari beberapa lantai. Untuk masuk kesini, biaya masih gratis. Pertama kali masuk, ada sebuah lorong yang di samping kanan kiri dialiri air, membawa kita ke suasana pada saat kejadian. Kemudian ada ruangan berisi foto-foto kejadian, ada juga ruang sumur doa yang memuat nama-nama korban tsunami tahun 2004 itu. Selanjutnya, ada juga ruangan audio visual, ruang yang menjelaskan bagaiman terjadinya tsunami, kemudian ada juga barang-barang yang bisa diselamatkan pada saat kejadian. Museum ini lengkap sekali, berisi semua informasi mengenai tsunami. Keren dehh pokoknya.
Selanjutnya kita diajak ke kapal kembar yang terdampar di perumahan warga. Hanya saja 2 kapal ini sepertinya tidak banyyak dikunjungi karena tidak sebesar kapal PLTUD Apung.
![]() |
Nampang bentar.. |
Selanjutnya kami menuju warung yang menjual Rujak Aceh, sebenarnya ini ide Bang Rolis, karena dia mau sholat Jumat dulu. Hmm.., di Banda Aceh ini, kalo pada saat waktunya sholat Jumat, semua warung bakal tutup, jalanan pun sepi. Kami makan di sebuah warung berbentuk ruko, pintunya ditutup sebagian, sementara kami makan di dalam.
Sekitar 1 jam kami pun dijemput, selanjutnya menuju PLTD Apung yang juga merupakan objek wisata yang wajib kunjung kalau ke Banda Aceh.
![]() |
Panasnya gileee... |
![]() |
Naek melalui tangga-tangga itu, sampai di atas tempat teropong.. |
![]() |
Beli koin seharga seribu, bisa liat sekitaran Banda Aceh.. |
Dari tempat ini, selanjutnya kami menuju Pantai Lampuuk, kabarnya pantai ini gak kalah dibandingkan pantai di Sabang. Dan ternyata, memang oke beneran pantainya, kami dibawa ke sisi Pantai Lampuuk yang dekat dengan tebing. Mantap pokoknya...
![]() |
Pengen mandi, tapi waktunya mepet banget.. :(( |
![]() |
Ada kamar di tengah danau.. |
Sekitar 1 jam di sana kami melanjutkan perjalanan ke kota, tujuannya pengen makan Mie Aceh asli Aceh, kabarnya enak banget. Yang terkenal itu Mie Rajali, cuma bang Rolis nyarani kami ke Mie Ayah Ly, kabarnya mie ini yang dapet jempol dari Farah Quinn yang nyobain banyak Mie Aceh pas berkunjung ke Banda Aceh. Sebelumnya kami mampir dulu ke Toko Souvenir beli oleh-oleh..
![]() |
Mesjid rahmatullah, satu-satunya bangunan yang selamat dari terjangan Tsunami.. |
![]() |
Mie Aceh basah pake udang.. |
Selesai makan Mie Aceh, request mampir ke Mesjid Raya Baiturrahman yang merupakan icon Banda Aceh. Masuk ke kawasan mesjid ini harus berpakaian muslim. Untuk pengunjung nonmuslim termasuk bule-bule bisa menuju bagian informasi untuk meminta semacam jubah yang bisa digunakan pada saat mengunjungi mesjid ini.
Di Mesjid Baiiturrahman yang sedang renovasi. |
Dari sana, kami langsung menuju terminal, sampai di loket ternyata bus berangkat jam 20.15 WIB. Harga tiket nonstop Putra Pelangi Rp 250.000,-, padahal di daftar tertera Rp 260.000,-, bisa ditawar ternyata. Dapat kursi baris ke 5, jadi lubangnya teteap terasa. Dan walopun juudulnya bus nonstop, enatah di daerah man itu si bus ini tetap berhenti sekitar setengah jam an. Tapi anehnya waktu sampainya tetap sama loh..
![]() |
Lebih empuk bangku Sempati Star nih.. |
Akhirnya liburan pun usai..., kami sampai di Stabat sekitar pukul 6 pagi. Mari melanjutkan liburan dengan tidur seharian...Zzzzzz....
See u...
Perjalanan ke ujung Sumatera, Pulau Weh, Sabang
Rencana liburan ke Sabang akhirnya bisa terwujud 12-17 Oktober 2015 kemaren. Setelah melalui beberapa penundaan rencana, kami (aku dan suwami) pun mantap mengajukan cuti untuk menikmati liburan yang tidak terburu-buru.
Udah siap berangkat..Mari kita come on.. |
Kami berangkat hari Senin, 12 Oktober 2015 malam menggunakan bus Sempati Star, Medan-Banda Aceh. Tiket sudah dibeli seminggu sebelumnya di Pool Sempati Star, Pondok Kelapa, tiket bus 2-1 nonstop, Scania dengan harga Rp 270.000,-. Kami naik dari Stabat, jalan yang dilalui bus ini, supir akan menelepon untuk memastikan lokasi kami. Bus berangkat pukul 9 dari Medan, sekitar jam 10 kami menunggu di tempat perjanjian, tidak lama bus pun muncul.
Seperti kabar yang tersebar, bus ini adalah bus mewah dengan kursi empuk yang dilengkapi dengan bantal dan selimut yang wangi. Berada di dalam bus ini, sungguh merupakan privilege untukku pribadi yang memang hobi tidur dalam mobil yang berjalan, lubang-lubang dijalan yang dilalui pun tidak terasa sama sekali. Kabarnya bus ini dilengkapi wifi, namun karena pada saat kami menaiki bus adalah waktu tidur, maka kami tidak mencoba performa wifi yang disediakan.
Sekitar jam 7 kami tiba di terminal Banda Aceh, setelah sebelumnya bus berhenti pada saat sholat subuh di sebuah mesjid. Dari terminal, kami langsung menuju Pelabuhan Ulee Lheue dengan menggunakan becak seharga Rp 35.000,-. Sebenarnya bisa dapat harga lebih murah sih, kemaren ada becak lain yang nawarin harga Rp 30.000,- cuma udah keduluan janji sama abang becak yang pertama.
![]() |
Sesaat sebelum kedatangan bus.. |
![]() | |||
Muka-muka pengen tidur.. |
![]() |
Selain selimut sama bantal yang wangi, dapet aqua en snack juga loh..Isinya pun lumayan ada Apollo Pandan, Garuda Atom Pedas sama permen Mintz |
![]() |
Cepet banget nyampe terminalnya, padahal masih pengen bobo di bus jalan, hihi.. |
![]() |
Sebelum naek kapalnya, foto duyuuu... |
Sampai pelabuhan sekitar jam 8 an, ga lama nunggu loket tiket pun buka, langsung beli tiket kapal cepat executive seharga Rp 85.000,-. Kapal berangkat pukul 9.30 WIB, jadi masih sempat sarapan dulu deh..
![]() |
Suwami ganteng.. |
![]() |
Penampakan dalam kapal cepat. |
![]() |
Selamat datang di Pelabuhan Bebas Sabang. |
Sampai di Freddie's Santai Sumur Tiga sekitar pukul 11.00 WIB, kami langsung menuju resepsionis, sebelumnya memang udah booking via website. Pas kami dateng, Freddie nya lagi ada disitu dan dengan ramahnya dia bilang 'Welcome Florida.., please enjoy your holiday'. Kami yang emang pemalu orangnya cuma jawab 'Thank you', hihi...
Kami dapet Bungalow 3, seharga Rp 300.000,- plus pajak 12 persen, pas pesen aku kasih note bahwa kami mau hanimun yang kedua, trus dikasihlah kami sea view bungalow with 1 big bed. Jadi, bungalow kita itu berdindingkan tepas, berlantai papan dan beratapkan rumbia loh.., untuk kamar mandinya oke. Tapi yang sangat menggembirakan balcon kamar kami itu menghadap laut langsung dan ada hammock nya. Sebenarnya semua kamar di Freddie's sih kayak gitu. Hmmm.., setelah menghabiskan 3 hari disana dan melihat-lihat sekeliling kayaknya view nya lebih oke di bungalow 1 deh.
![]() |
Langsung nyobain hammock... |
![]() |
Wefie di bawah terik matahari.. |
![]() |
Itu yang di atas yang lampunya nyala adalah kamar kami. |
![]() |
Pas banget buat mandi sore.. |
![]() |
Atraksi si suwami.. |
![]() |
Banyak batu-batunya juga.. |
![]() |
Kata anak-anak itu sih namanya pantai BTN |
Keasikan maen air, tak terasa, hari udah mulai gelap, kami pun berjalan menuju penginapan, sekitar 10 menit sudah sampai karena masih diselingi sesi foto ;). Sebelum ke kamar, cuci-cuci kaki yang berpasir dulu di shower yang memang disediakan di Freddie's.
Sampe kamar, langsung mandi en siap-siap makan, malam itu kami ikut buffet dinner. Buffet dinner ini seharga Rp 65.000,- per orang, yang masak Freddie nya langsung, menu malam itu ada soup + calamary untuk appertizer, pasta, baked pumpkin, dan lainnya untuk main course, terakhir bannan cake buat dessert. Yang semuanya adalah lidah bule, sama sekali gak ada nasi, padahal siang tadi udah gak masuk nasi, hiks...
![]() |
Soup.. |
![]() |
and calamary for appertizer. |
![]() |
Ini main course nya.. |
Untungnya tetap ngenyangi, hihi...Hmm..., dinner malam itu selain aku sama suwami, semua pesertanya bule. Pokoknya merasa asing di negara sendiri deh. Jadi, setiap dinner, Freddie akan ngelejasin menu-menu apa aja yang akan disajikan trus dia akan datengi meja kita satu per satu, nanyain gimana makanannya dan ngobrol-ngobrol singkat, pokoknya TOP deh, ngerasa diperhatiin aja gitu. Oya, kabarnya Freddie ini orang Afrika Selatan yang dulu pasca Tsunami datang sebagai rombongan NGO yang bawa bantuan, trus akhirnya dia jatuh hati sama Aceh terutama Sabang, akhirnya menetaplah dia di Pulau Weh ini sampe sekarang, kalo dilihat-lihat dia udah cukup tua, mudah-mudahan aja tetap diberi kesehatan ya..
![]() |
Itu, si Freddie lagi ngejelasin menu dinner malam itu.. |
Abis makan kami tinggal sebentar disitu, menikmati angin malam yang lumayan dingin.
Hari kedua kami bangun pagi-pagi banget dengan niat mau liat sunrise, eh apa daya kabut menutupi kedatangan mentari. Alhasil balik tidur lagi deh, oh ya di kamar gak disediakan TV ya, lagipula useless aja sih ada TV secara pemandangan laut itu sayang banget kalo dilewatkan. Jam delapan an kami keluar ke restaurant mau liat menu breakfast, eh yang ada cuma roti, sama salad-salad gitu, gak selera, pengen nasii....Akhirnya kami ke restaurant ala carte di bawah, ternyata buka jam 9, sementara waktu itu masih jam setengah 9, akhirnya kami foto-foto aja deh sambil nunggu jemputan.
![]() |
Sok manis padahal kelaperan,hihi.. |
![]() |
Santai bang, ini Sabang.. |
Oya sebelumnya mampir di tugu I love Sabang dulu..
Sampai di Iboih, kita langsung nawar paket snorkling ke Pulau Rubiah. Setelah del-dealan berangkatlah kita dengan sebuah perahu kecil tanpa atap dengan harga sewa Rp 100.000,- Kami nyampe sana sekitar jam setengah 12 an panasnya pool banget, huhu.., gosong-gosong deh, mana sun block lupa dipake lagi. Oya sebelumnya kita udah sewa alat snorkling per orang Rp 40.000,-, trus karena kita gak bisa berenang kita minta didampingi guide harganya Rp 150.000,- dan gak lupa sewa kamera underwaternya dong, biayanya Rp 150.000,- plus beli kartu memori 4GB seharga Rp 50.000,- .
![]() |
Pantai Iboih... |
![]() |
Menuju Pulau Rubiah.. |
![]() |
Penampakan Pulau Rubiah dari kapal. |
![]() |
Sate Gurita harganya hhanya Rp 25.000 plus nasi. |
![]() |
Yang orange2 itu adalah orang yang lagi snorkling.. |
Istirahat bentar langsung deh kami turun, pertama kali diajari caranya sama si bapak guide, hmmm, untungnya kami dapet guide yang lumayan sabar secara aku suseh banget ngertinya, hihi..., napas dari mulut itu lohh kok susah ya... Disini, dipinggir lautnya aja ikan-ikan udah bermunculan, kata si bapak guide sih, ikan-ikan nya udh pada jinak, liat indomie yang kami bawa aja mereka pada ngumpul, lucuuu...
Hmmm.. pengalaman yang gak akan terlupakan..., sukaaaaaa.
![]() |
Istirahat abis makan sambil ngobrol sama si bapak guide.. |
Ikannya doyan indomie.. |
Ini masih dipinggir aja, ikannya udah pada ngumpul. |
Gak nyadar kami snorkling sampe 2 jam lebih.., keren kata si abang supir yang ikut juga ke Rubiah, biasanya orang-orang setengah jam naik, abis itu baru turun lagi, lah ini kami nonstop, itu pun karena ujan gerimis turun:d
Gak pake ganti baju, kami nyebrang lagi menuju Iboih. Setelah mandi di Iboih, kami melanjutkan petualangan ke 0 km Indonesia, sekitar 30 menit an dari Iboih kami sudah sampai lokasi. Katanya kesini bagusan sore sekalian liat sunset, cuma karena cuaca nya juga gak mendukung kami langsung aja kesana wallopun masih jam 2 an. Uang masuk cukup membayar Rp 10.000,- per mobil, pas kami dateng tugu 0km lagi direnovasi, menurut kabar sih sejak kedatangan Jokowi kesini, dia menginstruksikan buat lebarin jalan menuju 0km (pas kita lewat, masih 1 jalur, jadi cuma muat 1 mobil aja) dan ngerenov tugunya, pokoke mau dibikin secantik mungkin deh. Menurutku sih, ini hal yang bagus mengingat 0km ini merupakan tempat wajib kunjung kalo ke Sabang ;) Gak lupa kita pesen sertifikat 0km dari Dinas Pariwisata, karena hari libur kita minta tolong abang supir buat ngurus, kemaren kita bayar Rp 40.000,- untuk 1 sertifikat + laminating, kata abangnya sih sebenernya Rp 35.000,-.
Thank God bisa sampai juga kesini.. |
Masih dalam tahap renovasi.. |
![]() |
Aku pengunjung ke 115553, suwami ke 115554. Rencananya nanti bakal ada tempat di kawasan 0km Indonesia ini yang memajang nama-nama pengunjung kayak yang di Museum Ttsunami itu. |
Di ujung sana itu Pulau Rondo yang sebenarnya pulau terluar Indonesia, jadi sebenarnya 0km Indonesia tuh dimulai dari pulau itu, cuma aksesnya susah.. Kabutnya bikin gak jelas nih. |
Puas foto-foto kami lanjut ke Pantai Gapang, pantai ini searah sama jalan pulang. Hmmm, jadi sebenarnya Sabang itu adalah sebuah Kota Administrasi yang terletak di Pulau Weh, nah di Pulau ini terdiri daari banyak pantai, yang paling terkenal itu Pantai Iboih dan Pantai Sumur Tiga. Selain itu ada juga Pantai Gapang yang lumayan dikenal, disini ada beberapa penginapan. Kalo yang aku lihat-lihat sih lebih oke Pantai Santai Sumur Tiga. Nah, kalo yang hobi banget snorkling atau diving baiknya nginep di Iboih. Sedangkan kalo yang mau santai-santai gitu sih bisa nginep di Sumur Tiga kayak kita. Pantai Sumur Tiga itu katanya Hawaii-nya Sabang. Di pantai Gapang kita foto-foto aja, sama maen-maen bentar.
![]() |
Masi foto kepanasan... |
![]() |
Maen ayunan ban.. |
Perjalanan menuju ke kota, kami mampir ke Tugu Garuda, gak ada apa-apa disini, perencanaannya agak kurang menurutku.
Pemandangan dari Tugu Garuda. |
Garuda di dadaku. |
Tugu Sabang Merauke |
![]() |
Di sebrang tugu, Kantor Walikota Sabang |
Lanjut lagi, kami makan Mie Jalak yang katanya juga kuliner wajib disini, kami makan di Jl. Perdagangan.
![]() |
Mie Jalak pake telur. |
![]() |
Suasana kota Sabang di sore hari. |
![]() |
Siluet ala-ala |
Hari ketiga, bangun pagi, sunrise belum keliatan jelas akhirnya tidur-tiduran lagi ditemani deburan ombak, wew..., nikmat sekali...Hari ini agenda kami cuma menikmati pantai di penginapan aja. Pagi ini sarapan di kamar seadanya, santai-santai, ngobrol-ngobrol, trus kami turun ke bawah mau maen air. Bule-bule pun udah mulai turun, mereka kebanyakan snorkling. Di sini cuma kami yang tamu lokal, jadi kami pun sok-sok menyesuaikanlah. Mereka baca buku di pantai, kami gak mau kalah ambil buku juga. Mereka berjemur, kami pun sok-sok tiduran juga di pantai, hihi.., padahal udah panas banget. Dasarr...Ah, sudahlah jadi sendiri aja, mari menikmati pantai santai yang memang luar biasaa ini...Menjelang makan siang kami naik, beberes, trus makan siang di restaurant ala carte, kali ini mesen nasi goreng.
View Santai Sumur Tiga |
Santai di hammock. |
Ala-ala Baywatch |
Maen pasir. |
Suwami inih keren banget deh.. |
Sorenya kami jalan arah kanan, pengen liat penginapan Casanemo yang katanya oke juga, ternyata memang bener, keren dan lebih tertata menurutku. Kalo di Freddie's lebih homey sih...Cape jalan-jalan sore sepanjang pantai, kami pun duduk menikmati sunset sampai malam tiba. Malam terakhir di Sabang, kami gak mau melewatkan menu favorit, pizza Freddie..., rasanya maknyos, sampe suwami minta dicariin resep pizza kriuk-kriuk gitu.
Ruangan yang di depan suwami itu adalah resepsionis sekaligus restaurant Freddie's |
Di Casanemo.. |
![]() |
Freddie's favourite pizza. Wuenakkk... |
![]() |
Lokasi paling laris di restaurant ala carte nya Freddie's |
Untuk restaurant ala carte adalah restaurant dengan sistem biasa disertai dengan menu kemudian kita memesan sesuai keinginan. Restaurat ini buka dari jam 9 pagi sampe 10 malam, restaurant ala carte ini ada di bawah restautant buffet dan terbuka untuk umum.
Kamar di Freddie's ini menurut informasi yang kami dapat ada 16 kamar, terdiri dari bungalow dengan harga Rp 300.000,-, deluxe bungalow seharga Rp 400.000,- dan family room Rp 335.000,-.
Karena besok kami akan check out pagi-pagi maka kami membereskan semua pembayaran pada malam harinya. Biaya di Freddie's selama 3 malam sejumlah Rp 937.900,- pluss 1 kali ikut buffet dinner dan 2 gelas jus. Kami juga membeli tiket kapal cepat untuk menyebrang keesokan harinya di resepsionis Freddie's dan tak lupa minta dipesankan taksi untuk ke pelabuhan.
Hari keempat, hari terakhir liburan kami. Pagi sekali kami bangun, beberes trus langsung menuju resepsionis sambil menunggu taksi. Kapal cepat berangkat pukul 8 pagi, jam 7 lewat kami pun berangkat, ada 2 tamu asing yang juga menuju pelabuhan naik taksi bersama kami. Biaya taksi per orang Rp 25.000,- per orang, tapi pas kita naik itu ada juga orang setempat yang cuma bayar Rp 10.000,- per orang, namapun daerah wisata ya, maklum aja deh..
![]() |
Bye Sabang... |
Subscribe to:
Posts (Atom)