9.27.2018

About children...

Oke setelah sekian lama hiatus.. mari mengeluarkan isi kepala yang selama ini menumpuk di dada dan akhirnya berlalu begitu saja..Banyak yang ingin dikerjakan, planning ini itu, tapi mari kita keluarkan renungan yang satu ini dulu.

Perenungan yang sesungguhnya menuju ke arah rasa bersalah..
Ya, jadi sekarang bontot alias anak udah 2 ni..Yang sulung perempuan, 2 tahun dan  'yang kedua', laki-laki, 4 bulan. Kenapa 'yang kedua' bukan yang bungsu? Hmmm...karena pengennya ni ada yang ketiga ;-) Dari sebelum menikah, bayangannya pengen punya anak 3, gak terlalu sepi dan gak terlalu rame juga..just perfect, biar ada penengahnya..bahkan dulu udah nentuin urutan, anak pertama cowo, kedua cewe, ketiga cewe..Nah, itu tadi maunya aku...maunya DIA beda lagi..dikasihlah anak pertama cewe, kedua cowo, yang seterusnya belum tau..Dulu abis nikah gak ada nunda2 punya anak, pengennya sih gak terlalu cepet dan gak terlalu lama, tapi lagi2 DIA berkata lain..3 tahun kami harus menunggu, periksa ke beberapa dokter dan berusaha kesana sini.

Sudah hampir 6 tahun perjalanan pernikahan...Tiga tahun diberi kesempatan menikmati hidup berdua, dengan segala kebebasan dan waktu luang yang sangat cukup untuk melakukan ini itu. Masih teringat jelas..dulu pernah berdoa ' Ya Tuhan...aku ingin disibukkan oleh mengurus anak, tidurku ingin terganggu karena ada bayi'. Dan sekarang semua doa itu terjawab. DIA SUNGGUH BAIK.

Saat diberi anugerah kehamilan kedua, waktu anak pertama belum genap setahun, padahal 'menunggu' kehadiran anak pertama begitu lama, terkejut pasti, senang tapi tak dapat dipungkiri rasa cemas tetap mengikuti...akankah mampu membagi kasih? akankah sayang tetap sama pada yang pertama?

Detik berlalu, menit terus berjalan..si sulung tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria walau sesekali keluar rasa manjanya minta perhatian yang sudah dibagi kepada si adik. Sekilas semua kelihatan baik dan sempurna. Namun, aku sadar aku tidak maksimal mengiringi pertumbuhannya. Disaat dia butuh teman bermain, aku disibukkan mengurus si adik. Saat si adik sudah terlelap, aku pun ikut tertidur..Saat ada waktu, aku malah asik dengan HP, dunia sosmed, yang sungguh faedahnya hampir tidak ada. Sibuk melihat keadaan orang lain, membaca hal-hal yang sepele dan menghabiskan waktu. Padahal si sulung masih menunggu, berharap aku benar2 hadir bermain bersama, menghabiskan momen dengannya. Bukan menyuruhnya bermain sendiri dan aku sibuk menonton. Bukan memberinya menonton youtube dan aku melakukan hal lain yang kurang bermanfaat.  Ahhh...putri kecilku, maafkan aku..belum bisa memberi yang terbaik. Aku sering lupa bahwa waktu terus berjalan dan engkau akan terus bertumbuh menjadi besar, saat kau lebih senang sendiri, saat bersama teman-temanmu lebih menyenangkan. Maafkan aku, yang belum bisa memberikan yang terbaik di 2 tahun umurmu..'Golden age' mu yang tidak ku maksimalkan..Maafkan sayang...

Mengutip kata-kata cici leony dalam postingannya http://leonyleony.blogspot.com/2018/09/soal-punya-anak.html. (selama ini jadi silent reader:d). Mempunyai anak..tidak hanya perlu mempersiapkan segi finansial tapi juga mental dan spiritual. Mempunyai anak tidak hanya 'merenggut' uang tapi yang paling utama adalah waktu dan kebebasan. I'm agree with that..

Saat ego kita muncul, mulai menimbang2 kebebasan pasangan yang lebih lowong. Saat kita ingin melakukan banyak hal tapi merasa waktu 24 jam kurang. Saat begitu banyak planning, tapi istirahat menjadi pilihan karena sadar betul 'mama gak boleh sakit'. Saat terkadang waktu libur bukan hal yang ditunggu karena libur bukanlah libur lagi sekarang ini. Saat dalam tidur pun mama bermimpi mau masak apa besok. Dan saat mata ini berat sekali, mama harus melihat stok ASI buat si adik dan mulai memompa. Ahhh..untuk saat-saat ini, terima kasih Tuhan. Aku sadar, Engkau tahu yang terbaik...Engkau sudah menitipkan dua orang anak bagi keluarga kami. Biar Engkau juga yang beri kemampuan untuk mendidik mereka, mendampingi tumbuh kembang mereka, sehingga saat mereka beranjak dewasa nanti, mereka bisa menjadi anak yang baik, bisa bermanfaat bagi sesama, dan menjadi anak terangMU.

"Kids give us a chance of being better than we used to be." (Deadpool 2)


2.13.2018

Renungan Awal Tahun, 140218

Wuihhh...udah luamaaa banget gak absen disini yah...

Hmmm..., kayaknya baru kemaren dapet kalender 2018, eh sekarang udah Februari aja. 
Puji Tuhan, banyak banget berkat yang didapat sepanjang tahun 2017. Salah duanya bisa ngerayain ultah putri kecil kami yang pertama, Jovanka Damara Siadari, trus trus dapet kejutan 2 garis:-) Iya Vanka mau punya adik..Sungguh sedikit kaget dan tidak menyangka secepat ini. Tapi, aku percaya Tuhan punya rencana yang terbaik, termasuk dulu agak perlu waktu dan usaha ekstra buat dapetin Vanka. Disadari atau tidak proses itu membuat kami (aku dan suami) lebih berserah, sabar, dan tentunya tidak putus asa. 
Tahun ini berempat yahh..


Hidup ini sungguh singkat, kita tidak tahu apa yang akan terjadi 1 detik ke depan.  Kita bisa berencana, tapi Tuhan lah yang memegang otoritas tertinggi atas kehidupan kita. (Kalau ngomongnya udah gini, bayangannya udah macem2 deh, apalagi sejak punya anak tuh, makin khawatir aja, kalo kayak gini gimana, kalo gitu gimana..., tapi selalu coba ingatkan diri bahwa udah sejauh ini Tuhan selalu sertai dan Dia pasti pimpin untuk ke depannya). 

Setiap awal tahun selalu punya harapan yang baik-baik. Yang pastinya jadi pribadi yang lebih baik. Namun seringkali mandeg, gak ada perubahan apa-apa, tetap jadi orang yang sama. Padahal di sekeliling banyak pelajaran yang bisa diambil, tapi ya itu 'rasa nyaman' teap mendominasi. Intinya sih mau bilang, kita gak tau apa dan sampai kapan Tuhan kasih kesempatan buat bernafas dan hidup seperti sekarang ini so pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya selagi bisa, mumpung masih diberi kesempatan. 


Diberi tenaga untuk bekerja dengan baik, pakailah...
Dikasih waktu untuk bermain dengan anak, pergunakanlah...
Ada materi untuk bantu orang yang berkekurangan, berilah...
Punya ide/saran yang berguna untuk kebaikan orang, utarakanlah..
.
.
.
Masih diberi penglihatan yang baik, bacalah hal-hal yang baik dan berguna.
Diberi kemampuan untuk berbicara, keluarkanlah kata-kata bijak yang menghibur.
Ada tangan dan kaki yang masih sehat, pergunakanlah itu untuk hal-hal yang berguna.

Karena kita tidak tahu sampai kapan raga ini diberi kesehatan.
Yang bisa kita lakukan adalah tetap menjaga anugerah kesehatan yang Tuhan beri dan 
menggunakannya untuk hal-hal yang berguna pula.
.
.
.

Oya, Happy Valentine ya pak Suami..
Tetap jaga kesehatan dan pergunakan waktu yang Tuhan beri dengan lebih bijak.
Tuhan memberkati keluarga kecil kita.
 
BIS (Bukit Indah Simarjarunjung, 1217)

 
Dan biarlah firman Tuhan ini  (1 Kor 13) tetap ada di setiap langkah kita...

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia berskacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. "



Happy Valentine semuahhh... Selamat menyebarkan kasih..

12.14.2015

3rd anniversary : Terima kasih



Terima kasih...
Untuk sapaan dan pelukan selamat pagi setiap mengawali hari
Untuk sudi mencicipi hasil coba-coba resep 'layak makan saat panas'
Untuk selalu sabar menungguku yang terlalu 'tepat waktu'
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bodoh yang kerap kuajukan
Untuk sambutan antusias terhadap setiap ajakan jalan-jalan


Terima kasih...
Untuk bahu yang selalu ada saat suka dan duka
Untuk semua usaha mewujudkan yang kita mau
Untuk gombalan-gombalan gagal hasil contekan entah dari mana
Untuk pujian tulus yang sering membuatku tersipu
Untuk banyak niat baik yang kita bicarakan walau belum terealisasi.

Terima kasih...
Sudah mengingatkan untuk tetap 'semangat'
Sudah mengingatkan untuk lebih peduli
Sudah mengingatkan untuk bermurah hati
Sudah mengajarkanku untuk jadi lebih baik 

Terima kasih...
Untuk 3 tahun yang penuh warna..
Tak sabar menjalani tahun-tahun berikutnya bersamamu.

Ahhh.., terima kasih Tuhan...
Untuk teman yang tidak hanya sehati tapi juga sejiwa yang Kau anugerahkan.

Happy anniversary dear hubby...
I love u to the moon and back.

12.03.2015

Gratitute

Sore ini, cuaca agak mendung, membuat udara menjadi sedikit dingin.
Pengen mendengar lagu-lagu boyband kesayangan dulu 'Westlife'...
Hmmm.., tetiba I feel blue..

Teringet jaman duluu.., masa SMA, galau nentuin kuliah dimana, berkutat dengan berjenis-jenis materi untuk persiapan ujian, UN, SPMB, dan ujian-ujian lainnya.
'Ini (baca : SPMB) akan menentukan masa depan kalian nantinya', kata guru bimbel waktu itu. Kalau masuk jurusan kedokteran, ya nanti bakal jadi dokter, kalau pilih keguruan ya jadi guru. Kedengarannya bener banget, lalu belajarlah mati-matian biar lulus di jurusan Akuntansi. Dulu, pengen gak ketemu sama matematika yang rumit-rumit itu, males jumpa lagi sama rumus-rumus yang waktu itu tau gunanya cuma buat jawab soal ujian, huhhh... Liat orang-orang kok kayaknya keren ya kerja di perusahaan gitu, kerja di bank, atau sejenisnya. Pokoknya, bisa bilang, 'Baru pulang dari KANTOR nih..'. Yupp.., pengennya kerja kantoran, keren aja gitu. Sebenarnya di lubuk hati paling dalam pengen jadi dokter sih, cuma inget kalau kondisi keuangan orang tua yang gak memungkinkan dan latar belakang keluarga yang bukan dari sana, mari lupakan cita-cita itu. Lalu, pengumuman SPMB keluar dan akhirnya lulus di pilihan pertama, Akuntansi UNPAD. Keinginan untuk sekolah di luar Sumatera Utara pun terwujud. Pertama kali menginjakan kaki di Bandung, mata berbinar, melihat bakal gedung kampus, hati membuncah, 4 tahun ke depan akan kuhabiskan hari-hari disini, pikirku waktu itu. Wajah, kebiasaan, gaya bicara yang cukup berbeda dari daerah asal membuatku bersemangat, tertantang menjalani hidup ke depan. Sungguh anugerah Tuhan yang luar biasa. Namunnn..., ternyata DIA punya rencana yang berbeda, ada telepon yang menyatakan aku lulus di salah satu perguruan tinggi kedinasan milik BPS (Badan Pusat Statistik), STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik). Keluarga berembuk, dengan pertimbangan setelah tamat dari STIS akan langsung bekerja menjadi PNS tanpa ujian dan sibuk mencari pekerjaan lagi, aku pun dengan berat hati meninggalkan Bandung, perasaan campur aduk waktu itu, sedih terselip bahwa aku harus meninggalkan mimpiku, perjuangan untuk belajar di tempat idaman akhirnya sia-sia. Tapiiii..., aku adalah orang yang sangat percaya kalau semua adalah rencana Tuhan. DIA pasti memberi yang terbaik.

Life goes on, akhirnya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik, penempatan di tempat yang sesuai dengan keinginan. What a life...Thanks a lot GOD. Eh tapi..., kok belum ketemu jodoh yaa..., umur udah semakin matang, kenapa si dia tak kunjung datang. Puji Tuhan, diijinkan untuk bertemu dan mengenal beberapa orang. Setelah melalui pergumulan *ciee bahasanya... dan doa mohon petunjuk, akhirnya pilih satu orang yang benar-benar sehati dan sejiwa, pernikahan pun dilansungkan dengan lancar jaya. Setelah menikah, masih bisa menetap di kota yang sama, tanpa perlu LDR an kayak teman-teman yang lain. 'Hidupmu kok enak banget sihh..', kata salah satu teman. Bersyukur  Dia udah atur semuanya, meskipun terbersit pikiran, kok hidup datar-datar aja ya, gak ada tantangannya...(dasar, buanyakkkk maunya!!)
Perjalanan pernikahan menuju 3 tahun, harus diakui, aku sangat menikmatinya, tinggal di rumah berdua, bisa ngurus (baca : ngatur) rumah semau berdua dan karena masih berdua mau kemana-mana juga masih semaunya walaupun masih bergantung sama tanggal merah. Tapi, tak dipungkiri rasa bosan kadang menyelinap, apalagi melihat teman-teman sepanteran hampir semua sudah memiliki momongan. Argghhhh..., aku juga pengen, ngerasain susah tidur karena 'perut gendut', pengen nyium bau 'baby', pengen menyenangkan keluarga karena kedatangan anggota baru, pengen dandani si baby supaya ganteng/cantik apalagi pas ke gereja, dan tentunya pengen bisa membesarkan dan mendidiknya untuk memuji Tuhan ya . Terkadang terpikir, apa kami memang belum pantas dan belum dipercaya untuk dititipkan yaa...apa sekarang sedang dipersiapkan ya, secara keegoisan, kemalasan, mau menang sendiri masih sering muncul.  Ya Tuhannn.., aku serahkan semua pergumulan dan kerinduan hati kami hanya kepada-Mu, aku percaya Engkau dengar doa kami dan kami percaya rencana-Mu indah adanya. Aminn..

Mari tetap bersyukur dan menikmati semua anugerah-Nya :d

11.02.2015

Sehari di Banda Aceh

Perjalanan selama di Sabang bisa di baca disini. Sampai di Pelabuhan Ulee Lheue kami sudah ditunggu mobil rental yang memang sudah kami pesan sehari sebelum, harganya Rp 450.000,- . Rencananya kami mau keliling-keliling Banda Aceh sebelum pulang pada malam harinya. Dari pelabuhan kami minta ke tempat sarapan, si abang supir, Rolis namanya. Dia bilang kami mau dibawa ke tempat makanan khas Aceh eh ternyata cuma nasi uduk, hehe..

Piring bersih..
Sementara makan, bang Rolis udah pesenin tiket bus jam 8 malam. Selesai sarapan kami langsung menuju Museum Tsunami, tempat wajib kunjung kalo ke Banda Aceh ni. 
Ke Banda Aceh belum sah kalo belum kesini.


Photo by Bang Rolis yang merangkap fotografer.

Lorong masuk pertama.., ada air mengalir di samping kanan kiri, dikondisikan biar kita ngerasain kayak kejadian Tsunami 2004.

Ruangan ini berisi nama-nama korban Tsunami..

Merinding juga di dalam ruangan ini, sedih kalo nginget kejadian Tsunami itu.

Melihat kondisi Aceh Pasca Tsunami..

Museum Tsunami Aceh ini dirancang oleh arsitek yang sekarang merupakan walikota Bandung, Ridwan Kamil. Luasnya mencapai 2.500 m2. Luas banget, terdiri dari beberapa lantai. Untuk masuk kesini, biaya masih gratis. Pertama kali masuk, ada sebuah lorong yang di samping kanan kiri dialiri air, membawa kita ke suasana pada saat kejadian. Kemudian ada ruangan berisi foto-foto kejadian, ada juga ruang sumur doa yang memuat nama-nama korban tsunami tahun 2004 itu. Selanjutnya, ada juga ruangan audio visual, ruang yang menjelaskan bagaiman terjadinya tsunami, kemudian ada juga barang-barang yang bisa diselamatkan pada saat kejadian. Museum ini lengkap sekali, berisi semua informasi mengenai tsunami. Keren dehh pokoknya.

Selanjutnya kita diajak ke kapal kembar yang terdampar di perumahan warga. Hanya saja 2 kapal ini sepertinya tidak banyyak dikunjungi karena tidak sebesar kapal PLTUD Apung.

Nampang bentar..
Selanjutnya kami menuju warung yang menjual Rujak Aceh, sebenarnya ini ide Bang Rolis, karena dia mau sholat Jumat dulu. Hmm.., di Banda Aceh ini, kalo pada saat waktunya sholat Jumat, semua warung bakal tutup, jalanan pun sepi. Kami makan di sebuah warung berbentuk ruko, pintunya ditutup sebagian, sementara kami makan di dalam.
Sekitar 1 jam kami pun dijemput, selanjutnya menuju PLTD Apung yang juga merupakan objek wisata yang wajib kunjung kalau ke Banda Aceh. 

Panasnya gileee...
Naek melalui tangga-tangga itu, sampai di atas tempat teropong..
 
Beli koin seharga seribu, bisa liat sekitaran Banda Aceh..






PLTD Apung ini adalah sebuah kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang terdampar sampai ke Desa Punge pada saat terjadinya Tsunami. Kapal ini terbawa sampai 5 meter dari tempat asalanya karena gelombang Tsunami yang mencapai 9 meter.
Dari tempat ini, selanjutnya kami menuju Pantai Lampuuk, kabarnya pantai ini gak kalah dibandingkan pantai di Sabang. Dan ternyata, memang oke beneran pantainya, kami dibawa ke sisi Pantai Lampuuk yang dekat dengan tebing. Mantap pokoknya...

Pengen mandi, tapi waktunya mepet banget.. :((





Ada kamar di tengah danau..
Sekitar 1 jam di sana kami melanjutkan perjalanan ke kota, tujuannya pengen makan Mie Aceh asli Aceh, kabarnya enak banget. Yang terkenal itu Mie Rajali, cuma bang Rolis nyarani kami ke Mie Ayah Ly, kabarnya mie ini yang dapet jempol dari Farah Quinn yang nyobain banyak Mie Aceh pas berkunjung ke Banda Aceh. Sebelumnya kami mampir dulu ke Toko Souvenir beli oleh-oleh..
Mesjid rahmatullah, satu-satunya bangunan yang selamat dari terjangan Tsunami..

Mie Aceh basah pake udang..

Selesai makan Mie Aceh, request mampir ke Mesjid Raya Baiturrahman yang merupakan icon Banda Aceh. Masuk ke kawasan mesjid ini harus berpakaian muslim. Untuk pengunjung nonmuslim termasuk bule-bule bisa menuju bagian informasi untuk meminta semacam jubah yang bisa digunakan pada saat mengunjungi mesjid ini.

Di Mesjid Baiiturrahman yang sedang renovasi.
Dari sana, kami langsung menuju terminal, sampai di loket ternyata bus berangkat jam 20.15 WIB. Harga tiket nonstop Putra Pelangi Rp 250.000,-, padahal di daftar tertera Rp 260.000,-, bisa ditawar ternyata. Dapat kursi baris ke 5, jadi lubangnya teteap terasa. Dan walopun juudulnya bus nonstop, enatah di daerah man itu si bus ini tetap berhenti sekitar setengah jam an. Tapi anehnya waktu sampainya tetap sama loh..


Lebih empuk bangku Sempati Star nih..
Akhirnya liburan pun usai..., kami sampai di Stabat sekitar pukul 6 pagi. Mari melanjutkan liburan dengan tidur seharian...Zzzzzz....
See u...

Perjalanan ke ujung Sumatera, Pulau Weh, Sabang

Rencana liburan ke Sabang akhirnya bisa terwujud 12-17 Oktober 2015 kemaren. Setelah melalui beberapa penundaan rencana, kami (aku dan suwami) pun mantap mengajukan cuti untuk menikmati liburan yang tidak terburu-buru.
Udah siap berangkat..Mari kita come on..
Kami berangkat hari Senin, 12 Oktober 2015 malam menggunakan bus Sempati Star, Medan-Banda Aceh. Tiket sudah dibeli seminggu sebelumnya di Pool Sempati Star, Pondok Kelapa, tiket bus 2-1 nonstop, Scania dengan harga Rp 270.000,-. Kami naik dari Stabat, jalan yang dilalui bus ini, supir akan menelepon untuk memastikan lokasi kami. Bus berangkat pukul 9 dari Medan, sekitar jam 10 kami menunggu di tempat perjanjian, tidak lama bus pun muncul.

Sesaat sebelum kedatangan bus..
Seperti kabar yang tersebar, bus ini adalah bus mewah dengan kursi empuk yang dilengkapi dengan bantal dan selimut yang wangi. Berada di dalam bus ini, sungguh merupakan privilege untukku pribadi yang memang hobi tidur dalam mobil yang berjalan, lubang-lubang dijalan yang dilalui pun tidak terasa sama sekali. Kabarnya bus ini dilengkapi wifi, namun karena pada saat kami menaiki bus adalah waktu tidur, maka kami tidak mencoba performa wifi yang disediakan.
Muka-muka pengen tidur..

Selain selimut sama bantal yang wangi, dapet aqua en snack juga loh..Isinya pun lumayan ada Apollo Pandan, Garuda Atom Pedas sama permen Mintz
Sekitar jam 7 kami tiba di terminal Banda Aceh, setelah sebelumnya bus berhenti pada saat sholat subuh di sebuah mesjid. Dari terminal, kami langsung menuju Pelabuhan Ulee Lheue dengan menggunakan becak seharga Rp 35.000,-. Sebenarnya bisa dapat harga lebih murah sih, kemaren ada becak lain yang nawarin harga Rp 30.000,- cuma udah keduluan janji sama abang becak yang pertama.
Cepet banget nyampe terminalnya, padahal masih pengen bobo di bus jalan, hihi..
 
Sebelum naek kapalnya, foto duyuuu...
Sampai pelabuhan sekitar jam 8 an, ga lama nunggu loket tiket pun buka, langsung beli tiket kapal cepat executive seharga Rp 85.000,-. Kapal berangkat pukul 9.30 WIB, jadi masih sempat sarapan dulu deh..
Di ruang tunggu pelabuhan, kenapa muke saya begitu amat yaks..


Suwami ganteng..
Setelah menempuh sekitar 45 menit perjalanan, sampailah kami di Pelabuhan Balohan, Pelabuhan Bebas Sabang. Begitu turun langsung banyak orang-orang yang menawarkan jasa kendaraan. Kami memilih menggunakan taksi, kijang plat kuning gitu sih. Karena kami sudah booking penginapan di daerah Sumur Tiga, harganya hanya Rp 25.000,- per orang.

Penampakan dalam kapal cepat.

Selamat datang di Pelabuhan Bebas Sabang.

Sampai di Freddie's Santai Sumur Tiga sekitar pukul 11.00 WIB, kami langsung menuju resepsionis, sebelumnya memang udah booking via website. Pas kami dateng, Freddie nya lagi ada disitu dan dengan ramahnya dia bilang 'Welcome Florida.., please enjoy your holiday'. Kami yang emang pemalu orangnya cuma jawab 'Thank you', hihi...

Kami dapet Bungalow 3, seharga Rp 300.000,- plus pajak 12 persen, pas pesen aku kasih note bahwa kami mau hanimun yang kedua, trus dikasihlah kami sea view bungalow with 1 big bed. Jadi, bungalow kita itu berdindingkan tepas, berlantai papan dan beratapkan rumbia loh.., untuk kamar mandinya oke. Tapi yang sangat menggembirakan balcon kamar kami itu menghadap laut langsung dan ada hammock nya. Sebenarnya semua kamar di Freddie's sih kayak gitu. Hmmm.., setelah menghabiskan 3 hari disana dan melihat-lihat sekeliling kayaknya view nya lebih oke di bungalow 1 deh.

Langsung nyobain hammock...
Sesampainya di kamar udah siang, bingung mau makan apa, mau keluar males, akhirnya buka perlengkapan cemilan deh, abis itu istirahat sebentar, trus ganti kostum, rencana mau jalan-jalan ke pantai dan kalo memungkinkan sekalian berenang. 


Wefie di bawah terik matahari..
Itu yang di atas yang lampunya nyala adalah kamar kami.
Kami jalan sepanjang Pantai Sumur Tiga ke arah penginapan Casanemo yang katanya oke juga, foto-foto, trus lanjut ke arah berlawanan sampai ke ujung, akhirnya liat ada anak-anak mandi ikutan deh nyebur, kata mereka nama pantainya BTN. Itu kami berenang sekitar jam 5 an gitu, airnya pas banget tingginya, ombaknya ada dikit-dikit, pokoknya perfectolah buat aku yang gak bisa renang ini. Kalo pas di depan Freddie's tadi, karena batunya agak banyak, pas sore itu airnya kan udah surut jadi kurang okeh buat mandi. Yang kami liat pas baru dateng siang tadi sih banyak bule yang berenang, cuma karena masih panas dan masih capek, kami baru turun sore harinya.
Pas banget buat mandi sore..
Atraksi si suwami..


Banyak batu-batunya juga..


Kata anak-anak itu sih namanya pantai BTN

Keasikan maen air, tak terasa, hari udah mulai gelap, kami pun berjalan menuju penginapan, sekitar 10 menit sudah sampai karena masih diselingi sesi foto ;). Sebelum ke kamar, cuci-cuci kaki yang berpasir dulu di shower yang memang disediakan di Freddie's. 



Sampe kamar, langsung mandi en siap-siap makan, malam itu kami ikut buffet dinner. Buffet dinner ini seharga Rp 65.000,- per orang, yang masak Freddie nya langsung, menu malam itu ada soup + calamary untuk appertizer, pasta, baked pumpkin, dan lainnya untuk main course, terakhir bannan cake buat dessert. Yang semuanya adalah lidah bule, sama sekali gak ada nasi, padahal siang tadi udah gak masuk nasi, hiks...

Soup..


and calamary for appertizer.

Ini main course nya..

Untungnya tetap ngenyangi, hihi...Hmm..., dinner malam itu selain aku sama suwami, semua pesertanya bule. Pokoknya merasa asing di negara sendiri deh. Jadi, setiap dinner, Freddie akan ngelejasin menu-menu apa aja yang akan disajikan trus dia akan datengi meja kita satu per satu, nanyain gimana makanannya dan ngobrol-ngobrol singkat, pokoknya TOP deh, ngerasa diperhatiin aja gitu. Oya, kabarnya Freddie ini orang Afrika Selatan yang dulu pasca Tsunami datang sebagai rombongan NGO yang bawa bantuan, trus akhirnya dia jatuh hati sama Aceh terutama Sabang, akhirnya menetaplah dia di Pulau Weh ini sampe sekarang, kalo dilihat-lihat dia udah cukup tua, mudah-mudahan aja tetap diberi kesehatan ya..

Itu, si Freddie lagi ngejelasin menu dinner malam itu..


Abis makan kami tinggal sebentar disitu, menikmati angin malam yang lumayan dingin.

Hari kedua kami bangun pagi-pagi banget dengan niat mau liat sunrise, eh apa daya kabut menutupi kedatangan mentari. Alhasil balik tidur lagi deh, oh ya di kamar gak disediakan TV ya, lagipula useless aja sih ada TV secara pemandangan laut itu sayang banget kalo dilewatkan. Jam delapan an kami keluar ke restaurant mau liat menu breakfast, eh yang ada cuma roti, sama salad-salad gitu, gak selera, pengen nasii....Akhirnya kami ke restaurant ala carte di bawah, ternyata buka jam 9, sementara waktu itu masih jam setengah 9, akhirnya kami foto-foto aja deh sambil nunggu jemputan. 

Sok manis padahal kelaperan,hihi..

Santai bang, ini Sabang..
Sekitar jam 10, mobil jemputan datang, berangkatlah kami menuju Pantai Iboih, sebelumnya request cari sarapan sama si abang supir, selama perjalanan se jam an ke Iboih gak nemu tempat sarapan yang cocok, karena hari itu pas libur 1 Muharam jadi banyak warung yang tutup. Hikss...
Oya sebelumnya mampir di tugu I love Sabang dulu..



Sampai di Iboih, kita langsung nawar paket snorkling ke Pulau Rubiah. Setelah del-dealan berangkatlah kita dengan sebuah perahu kecil tanpa atap dengan harga sewa Rp 100.000,- Kami nyampe sana sekitar jam setengah 12 an panasnya pool banget, huhu.., gosong-gosong deh, mana sun block lupa dipake lagi. Oya sebelumnya kita udah sewa alat snorkling per orang Rp 40.000,-, trus karena kita gak bisa berenang kita minta didampingi guide harganya Rp 150.000,- dan gak lupa sewa kamera underwaternya dong, biayanya Rp 150.000,- plus beli kartu memori 4GB seharga Rp 50.000,- . 


Pantai Iboih...

Di sepanjang pantai Iboih ini banyak yang nyewain alat2 snorkling kayak yang di belakang itu. Menurut informasi sekarang udah terorganisir dalam penyewaan kapal maupun guide, sistemnya pake giliran biar lebih adil merata.

Menuju Pulau Rubiah..

Penampakan Pulau Rubiah dari kapal.
Sekitar 10 menit kita udah sampai di Pulau Rubiah, kita langsung pesen makan, karena belum sarapan, pesen sate gurita yang katanya kuliner wajib coba. Rasanya lumayan lah, karena lapar kali yaa.., empuk-empuk gimana gitu.

Sate Gurita harganya hhanya Rp 25.000 plus nasi.
Yang orange2 itu adalah orang yang lagi snorkling..
Oya di Pulau ini banyak warung-warung yang jual makanan, boleh juga bawa ikan minta bakarin mereka. Nah disini listrik belum nyampe, alhasil harus dibantu genset deh. Oya, kalo udah sore orang-orang yang jualan disini nyebrang juga. Jadi kalo udah malem pulau ini kosong katanya, nhhhh atutt..

Istirahat bentar langsung deh kami turun, pertama kali diajari caranya sama si bapak guide, hmmm, untungnya kami dapet guide yang lumayan sabar secara aku suseh banget ngertinya, hihi..., napas dari mulut itu lohh kok susah ya... Disini, dipinggir lautnya aja ikan-ikan udah bermunculan, kata si bapak guide sih, ikan-ikan nya udh pada jinak, liat indomie yang kami bawa aja mereka pada ngumpul, lucuuu...
Hmmm.. pengalaman yang gak akan terlupakan..., sukaaaaaa.

Istirahat abis makan sambil ngobrol sama si bapak guide..


Ikannya doyan indomie..

Ini masih dipinggir aja, ikannya udah pada ngumpul.

Gak nyadar kami snorkling sampe 2 jam lebih.., keren kata si abang supir yang ikut juga ke Rubiah, biasanya orang-orang setengah jam naik, abis itu baru turun lagi, lah ini kami nonstop, itu pun karena ujan gerimis turun:d

Gak pake ganti baju, kami nyebrang lagi menuju Iboih. Setelah mandi di Iboih, kami melanjutkan petualangan ke 0 km Indonesia, sekitar 30 menit an dari Iboih kami sudah sampai lokasi. Katanya kesini bagusan sore sekalian liat sunset, cuma karena cuaca nya juga gak mendukung kami langsung aja kesana wallopun masih jam 2 an. Uang masuk cukup membayar Rp 10.000,- per mobil, pas kami dateng tugu 0km lagi direnovasi, menurut kabar sih sejak kedatangan Jokowi kesini, dia menginstruksikan buat lebarin jalan menuju 0km (pas kita lewat, masih 1 jalur, jadi cuma muat 1 mobil aja) dan ngerenov tugunya, pokoke mau dibikin secantik mungkin deh. Menurutku sih, ini hal yang bagus mengingat 0km ini merupakan tempat wajib kunjung kalo ke Sabang ;) Gak lupa kita pesen sertifikat 0km dari Dinas Pariwisata, karena hari libur kita minta tolong abang supir buat ngurus, kemaren kita bayar Rp 40.000,- untuk 1 sertifikat + laminating, kata abangnya sih sebenernya Rp 35.000,-.


Thank God bisa sampai juga kesini..

Masih dalam tahap renovasi..

Aku pengunjung ke 115553, suwami ke 115554. Rencananya nanti bakal ada tempat di kawasan 0km Indonesia ini yang memajang nama-nama pengunjung kayak yang di Museum Ttsunami itu.

Di ujung sana itu Pulau Rondo yang sebenarnya pulau terluar Indonesia, jadi sebenarnya 0km Indonesia tuh dimulai dari pulau itu, cuma aksesnya susah.. Kabutnya bikin gak jelas nih.


Puas foto-foto kami lanjut ke Pantai Gapang, pantai ini searah sama jalan pulang. Hmmm, jadi sebenarnya Sabang itu adalah sebuah Kota Administrasi yang terletak di Pulau Weh, nah di Pulau ini terdiri daari banyak pantai, yang paling terkenal itu Pantai Iboih dan Pantai Sumur Tiga. Selain itu ada juga Pantai Gapang yang lumayan dikenal, disini ada beberapa penginapan. Kalo yang aku lihat-lihat sih lebih oke Pantai Santai Sumur Tiga. Nah, kalo yang hobi banget snorkling atau diving baiknya nginep di Iboih. Sedangkan kalo yang mau santai-santai gitu sih bisa nginep di Sumur Tiga kayak kita. Pantai Sumur Tiga itu katanya Hawaii-nya Sabang. Di pantai Gapang kita foto-foto aja, sama maen-maen bentar. 

Masi foto kepanasan...

Maen ayunan ban..

Perjalanan menuju ke kota, kami mampir ke Tugu Garuda, gak ada apa-apa disini, perencanaannya agak kurang menurutku. 

Pemandangan dari Tugu Garuda.


Garuda di dadaku.
Selanjutnya kami ke Tugu Sabang Merauke pas di depan kantor Walikota Sabang. Katanya tugu dengan bentuk yang sama ada juga di Merauke sana. 

Tugu Sabang Merauke


Di sebrang tugu, Kantor Walikota Sabang

Lanjut lagi, kami makan Mie Jalak yang katanya juga kuliner wajib disini, kami makan di Jl. Perdagangan. 
Mie Jalak pake telur.

Suasana kota Sabang di sore hari.
Trus kami mampir ke Toko Souvenir. Oya, kalo dibandingi mending beli oleh-oleh (kaos, dll)nya di Banda Aceh aja, harganya lebih miring, mungkin karena ditambah transport nyebrang kali ya..Cuma disini ada Pia Kacang Hijau yang asli Sabang, nah kalo ini mending beli di Sabangnya, lebih murah seribu sampai dua ribu dari pelabuhan atau terminal. Perjalanan lanjut, rencana kami mau liat sunset di Sabang Fair cuma karena lagi kabut jadi gak terlalu keliatan. 
Siluet ala-ala
Abis dari sana jam 8 an kami pun balik ke penginapan, tak lupa sebelumnya mampir dulu beli snack. Nyampe kamar mandi bersih-bersih langsung istirahat, cuapee seharian jalan terus. Biaya rental mobil Rp 500.000,- ditambah tips ke bang supir Rp 50.000,-

Hari ketiga, bangun pagi, sunrise belum keliatan jelas akhirnya tidur-tiduran lagi ditemani deburan ombak, wew..., nikmat sekali...Hari ini agenda kami cuma menikmati pantai di penginapan aja. Pagi ini sarapan di kamar seadanya, santai-santai, ngobrol-ngobrol, trus kami turun ke bawah mau maen air. Bule-bule pun udah mulai turun, mereka kebanyakan snorkling. Di sini cuma kami yang tamu lokal, jadi kami pun sok-sok menyesuaikanlah. Mereka baca buku di pantai, kami gak mau kalah ambil buku juga. Mereka berjemur, kami pun sok-sok tiduran juga di pantai, hihi.., padahal udah panas banget. Dasarr...Ah, sudahlah jadi sendiri aja, mari menikmati pantai santai yang memang luar biasaa ini...Menjelang makan siang kami naik, beberes, trus makan siang di restaurant ala carte, kali ini mesen nasi goreng.

View Santai Sumur Tiga

Santai di hammock.

Ala-ala Baywatch


Maen pasir.


Suwami inih keren banget deh..

Sorenya kami jalan arah kanan, pengen liat penginapan Casanemo yang katanya oke juga, ternyata memang bener, keren dan lebih tertata menurutku. Kalo di Freddie's lebih homey sih...Cape jalan-jalan sore sepanjang pantai, kami pun duduk menikmati sunset sampai malam tiba. Malam terakhir di Sabang, kami gak mau melewatkan menu favorit, pizza Freddie..., rasanya maknyos, sampe suwami minta dicariin resep pizza kriuk-kriuk gitu.


Ruangan yang di depan suwami itu adalah resepsionis sekaligus restaurant Freddie's

Di Casanemo..

Freddie's favourite pizza. Wuenakkk...

Lokasi paling laris di restaurant ala carte nya Freddie's
Di Freddie's itu ada 2 restaurant, yaitu restaurant yang melayani menu buffet dan restaurant ala carte. Restaurant buffet ini melayani buffet breakfast dan buffet dinner. Untuk breakfast atau sarapan memang sudah otomatis disediakan, tapi kita akan dikenakan biaya jika ikut sarapan saja, jika tidak maka tidak dihitung karena harag kamar exclude sarapan. Harga sarapan per orang Rp 37.500,- Sedangkan untuk dinner nya seharga Rp 65.000,- per orang dan ini harus pesen dulu, artinya kalo mau ikut bergabung makan malam kita harus booking saat sarapan atau sebelum jam 3 sore.
Untuk restaurant ala carte adalah restaurant dengan sistem biasa disertai dengan menu kemudian kita memesan sesuai keinginan. Restaurat ini buka dari jam 9 pagi sampe 10 malam, restaurant ala carte ini ada di bawah restautant buffet dan terbuka untuk umum.
Kamar di Freddie's ini menurut informasi yang kami dapat ada 16 kamar, terdiri dari bungalow dengan harga Rp 300.000,-, deluxe bungalow seharga Rp 400.000,- dan family room Rp 335.000,-.

Karena besok kami akan check out pagi-pagi maka kami membereskan semua pembayaran pada malam harinya. Biaya di Freddie's selama 3 malam sejumlah Rp 937.900,- pluss 1 kali ikut buffet dinner dan 2 gelas jus. Kami juga membeli tiket kapal cepat untuk menyebrang keesokan harinya di resepsionis Freddie's dan tak lupa minta dipesankan taksi untuk ke pelabuhan.

Hari keempat, hari terakhir liburan kami. Pagi sekali kami bangun, beberes trus langsung menuju resepsionis sambil menunggu taksi. Kapal cepat berangkat pukul 8 pagi, jam 7 lewat kami pun berangkat, ada 2 tamu asing yang juga menuju pelabuhan naik taksi bersama kami. Biaya taksi per orang Rp 25.000,- per orang, tapi pas kita naik itu ada juga orang setempat yang cuma bayar Rp 10.000,- per orang, namapun daerah wisata ya, maklum aja deh..

Bye Sabang...
Akhirnya kami pun meninggalkan Sabang..Tiga hari yang sungguh menyenangkan, menikmati liburan yang benar-benar santai, merasakan lagi karya Tuhan yang sangat indah, laut, pantai, pepohonan, deburan ombak yang menemani waktu tidur, angin dan matahari yang menemani waktu siang hari. Pengalaman snorkling, kesempatan mengunjungi ujung Indonesia. Terima kasih Tuhan, semoga suatu saat ada kesempatan lagi.