Oke setelah sekian lama hiatus.. mari mengeluarkan isi kepala yang selama ini menumpuk di dada dan akhirnya berlalu begitu saja..Banyak yang ingin dikerjakan, planning ini itu, tapi mari kita keluarkan renungan yang satu ini dulu.
Perenungan yang sesungguhnya menuju ke arah rasa bersalah..
Ya, jadi sekarang bontot alias anak udah 2 ni..Yang sulung perempuan, 2 tahun dan 'yang kedua', laki-laki, 4 bulan. Kenapa 'yang kedua' bukan yang bungsu? Hmmm...karena pengennya ni ada yang ketiga ;-) Dari sebelum menikah, bayangannya pengen punya anak 3, gak terlalu sepi dan gak terlalu rame juga..just perfect, biar ada penengahnya..bahkan dulu udah nentuin urutan, anak pertama cowo, kedua cewe, ketiga cewe..Nah, itu tadi maunya aku...maunya DIA beda lagi..dikasihlah anak pertama cewe, kedua cowo, yang seterusnya belum tau..Dulu abis nikah gak ada nunda2 punya anak, pengennya sih gak terlalu cepet dan gak terlalu lama, tapi lagi2 DIA berkata lain..3 tahun kami harus menunggu, periksa ke beberapa dokter dan berusaha kesana sini.
Sudah hampir 6 tahun perjalanan pernikahan...Tiga tahun diberi kesempatan menikmati hidup berdua, dengan segala kebebasan dan waktu luang yang sangat cukup untuk melakukan ini itu. Masih teringat jelas..dulu pernah berdoa ' Ya Tuhan...aku ingin disibukkan oleh mengurus anak, tidurku ingin terganggu karena ada bayi'. Dan sekarang semua doa itu terjawab. DIA SUNGGUH BAIK.
Saat diberi anugerah kehamilan kedua, waktu anak pertama belum genap setahun, padahal 'menunggu' kehadiran anak pertama begitu lama, terkejut pasti, senang tapi tak dapat dipungkiri rasa cemas tetap mengikuti...akankah mampu membagi kasih? akankah sayang tetap sama pada yang pertama?
Detik berlalu, menit terus berjalan..si sulung tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria walau sesekali keluar rasa manjanya minta perhatian yang sudah dibagi kepada si adik. Sekilas semua kelihatan baik dan sempurna. Namun, aku sadar aku tidak maksimal mengiringi pertumbuhannya. Disaat dia butuh teman bermain, aku disibukkan mengurus si adik. Saat si adik sudah terlelap, aku pun ikut tertidur..Saat ada waktu, aku malah asik dengan HP, dunia sosmed, yang sungguh faedahnya hampir tidak ada. Sibuk melihat keadaan orang lain, membaca hal-hal yang sepele dan menghabiskan waktu. Padahal si sulung masih menunggu, berharap aku benar2 hadir bermain bersama, menghabiskan momen dengannya. Bukan menyuruhnya bermain sendiri dan aku sibuk menonton. Bukan memberinya menonton youtube dan aku melakukan hal lain yang kurang bermanfaat. Ahhh...putri kecilku, maafkan aku..belum bisa memberi yang terbaik. Aku sering lupa bahwa waktu terus berjalan dan engkau akan terus bertumbuh menjadi besar, saat kau lebih senang sendiri, saat bersama teman-temanmu lebih menyenangkan. Maafkan aku, yang belum bisa memberikan yang terbaik di 2 tahun umurmu..'Golden age' mu yang tidak ku maksimalkan..Maafkan sayang...
Mengutip kata-kata cici leony dalam postingannya http://leonyleony.blogspot.com/2018/09/soal-punya-anak.html. (selama ini jadi silent reader:d). Mempunyai anak..tidak hanya perlu mempersiapkan segi finansial tapi juga mental dan spiritual. Mempunyai anak tidak hanya 'merenggut' uang tapi yang paling utama adalah waktu dan kebebasan. I'm agree with that..
Saat ego kita muncul, mulai menimbang2 kebebasan pasangan yang lebih lowong. Saat kita ingin melakukan banyak hal tapi merasa waktu 24 jam kurang. Saat begitu banyak planning, tapi istirahat menjadi pilihan karena sadar betul 'mama gak boleh sakit'. Saat terkadang waktu libur bukan hal yang ditunggu karena libur bukanlah libur lagi sekarang ini. Saat dalam tidur pun mama bermimpi mau masak apa besok. Dan saat mata ini berat sekali, mama harus melihat stok ASI buat si adik dan mulai memompa. Ahhh..untuk saat-saat ini, terima kasih Tuhan. Aku sadar, Engkau tahu yang terbaik...Engkau sudah menitipkan dua orang anak bagi keluarga kami. Biar Engkau juga yang beri kemampuan untuk mendidik mereka, mendampingi tumbuh kembang mereka, sehingga saat mereka beranjak dewasa nanti, mereka bisa menjadi anak yang baik, bisa bermanfaat bagi sesama, dan menjadi anak terangMU.